JEJAK CATATAN – Wakil Bupati (Wabup) Bogor, Ade Ruhandi, meninjau langsung perkembangan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak bencana di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kamis (10/07/2025).
Peninjauan ini menekankan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam menuntaskan program relokasi dan pemulihan pasca-bencana secara bertahap dan berkelanjutan.
“Hari ini kita melihat perkembangan proses pembangunan hunian tetap yang dianggarkan pada tahun 2025,” ujar Ade Ruhandi.
Ia menambahkan, di titik pertama wilayah Sukajaya, sebanyak 80 unit huntap sedang dalam proses pembangunan dan diharapkan segera rampung.
Selain itu, Ade juga meninjau titik kedua yang masih dalam tahap pembersihan lahan (land clearing) untuk 220 unit huntap. Dengan demikian, total huntap yang akan dibangun mencapai 300 unit.
“Harapannya, seperti yang disampaikan Pak Bupati Bogor Rudy Susmanto, tahun 2025 ini pembangunan berjalan dengan baik agar masyarakat yang kini tinggal di hunian sementara bisa segera menempati rumah barunya,” kata Ade.
Pengawalan Pembangunan hingga Penyediaan PSUAde Ruhandi menegaskan, penyelesaian pembangunan huntap akan terus dikawal hingga tahun 2026, termasuk penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU).
Ia juga mengapresiasi dukungan dari Ketua Komisi DPR yang siap membantu menuntaskan program ini.Fokus Ekonomi, Ketahanan Pangan, dan Penghijauan LingkunganSelain persoalan permukiman, Pemkab Bogor juga memprioritaskan aspek ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat terdampak.
Ade menyebut, Dinas Pertanian telah dilibatkan dalam kunjungan ini untuk memetakan potensi lahan dan kolaborasi, termasuk dengan pihak Taman Nasional.
“Kita sudah bentuk koperasi Merah Putih di tiap desa,” jelas Ade. Ia berharap koperasi ini dapat bersinergi dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat, dengan anggota yang bekerja sama dengan Taman Nasional serta dukungan dari TNI dan Polri.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penanaman pohon secara simbolis di area lahan pembangunan. Jenis-jenis pohon langka seperti mahoni, palahlar, dan saninten ditanam sebagai hasil kerja sama antara pemerintah desa, Taman Nasional, dan Dinas Pertanian.
“Kita tidak hanya fokus pada pembangunan rumah. Lereng dan bukaan tanah bekas land clearing harus segera dilakukan penghijauan agar menjaga keseimbangan lingkungan,” tegas Ade.
Prioritas Relokasi Fasilitas PendidikanTak hanya itu, Ade juga menyoroti pentingnya fasilitas pendidikan. Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah relokasi SDN 05 yang sebelumnya terdampak bencana.
“Anggarannya sudah pernah dialokasikan, tapi karena belum ada lahan, kita minta tanah segera disiapkan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika tidak ada lahan desa, kerja sama dengan Taman Nasional bisa menjadi solusi agar proses relokasi sekolah ini dapat segera berjalan.***
Sumber: diskominfo bogor.